
Sampah organik sangat dibutuhkan untuk membantu penguraian tanah. Daun –
daunan yang sudah gugurpun bisa digunakan, akan tetapi yang lebih baik penguraiannya
adalah menggunakan sampah sisa makanan.Lubang yang baik untuk biopori ini
adalah sedalam 6 (enam) cm. pembuatan biopori yang baik juga bisa dibuat di
dekat parit atau selokan, karena ada aliran air. Karena diharapkan pembuatan lubang
biopori ini dapat menangkap air hujan atau menyerap air hujan, yang nantinya
semakin banyak air hujan diserap oleh tanah maka mengurangi bencana banjir. Air
hujan bukan air permukaan yang dibiarkan mengalir kesungai lalu berakhir di
laut, tetapi sebenarnya air hujan harus diserapkan kedalam tanah dengan salah
satu caranya dengan membuat lubang biopori.
Pembuatan lubang biopori yang sangat mudah, tidak membutuhkan banyak
waktu, pikiran dan tenaga. Adapun langkah – langah pembuatannya sebagai berikut
:
1. Menyiapkan
alat pembuatan lubang (alat pembuat lubang biopori atau bisa menggunakan
linggis, dll)
2. Setelah
kedalaman 6 (enam) cm sudah cukup untuk lobang biopori
3. Siapkan
sampah organik atau bisa menggunakan sisa makanan
4. Masukkan
sampah organik atau bisa menggunakan sisa makanan ke dalam lubang biopori yang
telah di sediakan
5. Tutup
kembali dengan sampah organik lainnya (daun-daun yang sudah gugur)
6. Setelah
3 bulan maka aka nada mahluk hidup (cacing) dalam bantuan penguraian tanah.
Betapa mudahnya
pembuatan lubang biopori, dengan gerakan yang sederhana ini diharapkan dapat
menjaga kelestarian kita.
Gerakan Pramuka Kwartir Daerah Jawa Timur telah telah memberikan
perhatian khusus pada kegiatan pembuatan lubang biopori yang disampaikan secara
khusus oleh Ketua Kwartir Daerah Jawa Timur pada Rapat Kerja Daerah (RAKERDA)
tahun 2017. Tidak hanya disampaikan saja, tetapi Kak Syaifullah Yusuf sebagai
Ketua Kwartir Daerah Jawa Timur langsung mempraktekkan pembuatan lubang
biopori.
Selanjutnya, pada Kwartir Cabang Situbondo sendiri dapat turut serta
dalam gerakan pembuatan lubang biopori yang diselingi pada setiap kegiatan, dan
juga menyampaikan betapa pentingnya gerakan pembuatan lubang biopori. Kabupaten
Situbondo telah melewati 2 (dua) bencana banjir, yaitu tahun 2002 dan tahun 2008
Pasca melewati bencana tersebut, Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Situbondo menginginkan pembuatan biopori dilakukan secara serentak pada tiap Kwartir Ranting maupun Gugusdepan yang nantinya dapat membantu pencegahan bencana banjir.
Gerakan pembuatan lubang biopori pada setiap Kwartir Ranting maupun
Gugusdepan di Kwartir Cabang Gerakan Pramuka Situbondo adalah mendukung gerakan
Sejuta Biopori Pramuka Jawa Timur. Tidak membutuhkan biaya yang mahal untuk
membantu kesuksesan gerakan sejuta biopori, kegiatan ini adalah bentuk dari
kesadaran setiap individu terhadap lingkungan. Tidak hanya bisa memanfaatkan
lingkungan, tapi bisa menjaga dan melestarikan lingkungan adalah harapan dari
Gerakan Pramuka.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar